ELEGAN: Dari kiri, Rachmat Irianto, Sidik Saimima, Dimas Galih, Rachmat Afandi, dan Mokhamad Syaifuddin mengenakan jersey pramusim Persebaya Surabaya. Foto bawah, jersey pertama kiper di pramusim. (Foto: Angger Bondan/Jawa Pos)

Napak Tilas Kejayaan 1988

Persebaya Rilis Jersey Pramusim

 

LAGA perdana di pentas Dirgantara Cup besok (28/2) menjadi ajang perkenalan jersey pramusim Persebaya Surabaya. Jersey ini bakal menyedot perhatian. Pasalnya, tampilan kostum tersebut berbeda dengan jersey yang pernah dikenakan Persebaya dalam beberapa uji coba terakhir. Selain itu, desain jersey pramusim itu juga mengandung filosofi.

 

"Jersey pramusim ini untuk nostalgia Persebaya bersama Jawa Pos pada akhir 1980-an. Desainnya retro, mengacu pada desain tahun 1988," kata Presiden Klub Persebaya Azrul Ananda.

 

Tak salah jika jersey pramusim itu terinspirasi desain kostum Persebaya pada 1988. Sebab, pada tahun tersebut, Green Force - julukan Persebaya- menjadi kampiun Perserikatan setelah mengalahkan Persija dengan skor 3-2.

 

Dengan didominasi warna hijau gelap dan aksen tipis vertikal putih, jersey pra musim itu kian menegaskan bahwa Persebaya ingin menapaktilasi kesuksesan pada 1988. Bukan hanya kostum kandang, jersey tandang dan dua jersey kiper terinspirasi era yang sama.

 

Meski begitu, ada sedikit perbedaan terkait jersey pramusim sekarang dengan kostum 1988. Selain tulisan Jawa Pos di dada, tampilan jersey pramusim tersebut tidak menerapkan kerah. Jadi, berbeda dengan jersey 1988 yang saat itu mengenakan kerah. Penempatan logo Persebaya juga berbeda. Untuk kostum 1988, logo ditempatkan di tengah. Sementara, pada jersey pramusim ini, logo berada di sebelah kiri atas.

 

Nah, karena masih jersey pramusim, jersey resmi Persebaya untuk mengarungi Liga 2 menyuguhkan desain yang berbeda. "Kami sudah menyiapkan desain yang modern dan orisinal untuk jersey Liga 2. Akan diumumkan sebelum kompetisi dimulai," imbuh Azrul.

 

Selain napak tilas sukses 1988, faktor kenyamanan si pemakai menjadi prioritas. Hal itu diakui dua penggawa Persebaya, Rachmat Afandi dan Sidik Saimima. Keduanya merasa nyaman mengenakan jersey pramusim tersebut. "Modelnya yang slim fit membuat pemain kian pede saat mengenakannya di pertandingan," tutur Rachmat. "Simpel tapi tetap berkelas. Saya sudah tidak sabar memakainya," timpal Saimima.

 

Laga Persebaya melawan PSN Ngada di partai pembuka grup B Piala Dirgantara pun menjadi "debut" jersey pramusim. Ajang ini, sekaligus menjadi debut kompetisi Persebaya di bawah manajemen Jawa Pos. 

 

"Segalanya berjalan begitu cepat hanya dalam beberapa pekan terakhir. Manajemen, pelatih, dan pemain tentu ingin memberikan yang terbaik untuk seluruh pendukung. Tapi, kita semua harus menjaga ekspektasi. Persebaya sudah begitu lama tidak berkiprah secara resmi," tutur Azrul. "Bagi saya, turnamen ini penting untuk menjadi acuan persiapan tim. Setelah turnamen ini, apa pun hasilnya, kami bisa mendapat gambaran harus berbuat apa sebelum Liga 2 dimulai," ucapnya. (io/c18/bas)

Story provided by Jawa Pos
BERITA LAINNYA