Abu Rizal Maulana saat memeluk David Da Silva usai penyerang asal Brazil itu mencetak gol ke gawang Arema di Stadion Batakan pada 12 Desember 2019 lalu (Persebaya)
Kesan Abu Rizal Empat Musim Bela Persebaya

Rodeg: Tidak Ada Duka untuk Membela Tim Kebanggaan

Abu Rizal Maulana adalah salah satu diantara skuad Persebaya tahun 2017 yang masih bertahan hingga kini. Sudah tiga kali dirinya merayakan hari jadi Persebaya sebagai bagian dari keluarga besar Green Force. Tentu sudah banyak cerita yang dialami pemain yang disapa Rodeg tersebut.

Salah satu yang menjadi favoritnya adalah, saat ikut membawa Persebaya menjadi kampiun Liga 2 musim 2017. "Saya senang bisa memperkuat tim kebanggan Surabaya, tim yang selalu saya impikan saat kecil dulu," ungkap Rodeg. "Dan salah satu pengalaman yang paling menyenangkan ya pastinya saat juara Liga 2, karena begitu bangkit bisa langsung kembali ke kasta tertinggi, seperti mimpi," imbuhnya.

Pemain versatile yang bisa ditempatkan di beberapa posisi ini juga senang menjadi keluarga besar Bajol Ijo. Selain klub idola sejak kecil, menurutnya Persebaya juga salah satu tim profesional yang menjadi percontohan klub di Indonesia.

"Persebaya itu tim bagus, punya sejarah panjang, punya suporter militan, dan yang tidak kalah penting, manajemen mengelola Persebaya dengan sangat profesional," ujarnya.

Berjuang untuk panji Persebaya sejak musim 2017, membuat Rodeg merasakan banyak gaya kepelatihan. Mulai dari Iwan Setiawan, Afredo Vera hingga Aji Santoso. Pasang surut menit bermain juga sudah pernah ia hadapi. Namun bagi Rodeg, tidak ada kisah sedih selama membela Persebaya. Fokusnya adalah memberikan yang terbaik untuk tim kebanggaan.

"Tidak ada dukanya membela Persebaya, karena saya membela tim kebanggan tulus dari hati," tegasnya.

Jelang ulang tahun Persebaya yang ke-93, Rodeg tidak henti berdoa untuk kejayaan klub kebanggaannya. Pemain yang identik dengan nomor punggung 22 tersebut juga berharap dirinya bisa menjadi bagian dari kejayaan Persebaya.(*)

 

 

BERITA LAINNYA