Presiden Persebaya, Azrul Ananda (Kanan) berfoto bersama Direktur Teknik PSSI, Danurwindo (Kiri) di depan Persebaya Store yang berada di Surabaya Town Square pada Sabtu (29/9)
Diskusi Presiden Persebaya Azrul Ananda dengan Direktur Teknik PSSI Danurwindo

Persiapan Timnas Seharusnya di Klub

Persebaya Surabaya mendapatkan tamu istimewa Sabtu siang (29/9). Technical Director PSSI Danurwindo berkunjung ke kantor marketing Persebaya. Sosok yang pernah melatih banyak klub besar Indonesia tersebut, termasuk Persebaya pada 1999-2000, berdiskusi dengan Presiden Klub Persebaya Azrul Ananda tentang pembinaan usia muda.

”Talenta kita luar biasa. Namun, kita tidak punta sistem dan data base yang bagus sehingga pemain-pemain hebat tidak terpantau,” kata Danur.

Pelatih timnas junior, kerab kali harus keliling Indonesia untuk mencari pemain. Kadang ke Medan, Makassar, sampai Jayapura. Di sana mereka menggelar audisi yang diikuti ratusan anak. ”Bagaimana pemilihan bisa maksimal, menyeleksi 400 anak dalam tiga hari,” ucapnya.Kondisi itu termasuk dialami Fachry Husaini, pelatih timnas U-16. Dia harus roadshow ke banyak kota untuk melakukan seleksi.

Solusinya? Liga 1 Elite Pro Academy yang sekarang digeber Danurwindo bersama timnya. Klub-klub Liga 1 diwajibkan untuk membentuk tim U-16 dan U-19. Tim itu bertanding dalam satu liga. Di liga itulah, semua pemain terbaik dari seluruh Indonesia akan bermain. Pelatih timnas junior bisa memantau semua pemain terbaik dari liga tersebut. 

Persebaya U-16 menjadi salah satu tim internal Persebaya untuk anak-anak yang berusia dibawah 16 tahun, dalam gambar adalah ujicoba antar kelompok umur Persebaya U-16 dengan U-19 di Lapangan Persebaya beberapa waktu lalu (Persebaya)

”Kita harus mulai melakukan proses pembentukan timnas dengan benar. Pemain timnas itu dipersiapkan di klub. Tidak dengan training centre (TC),” tegas Danur. ”Pemain-pemain terbaik, termasuk di level junior, harusnya bermain kompetitif di liga. Yang terbaik dipanggil timnas, berkumpul beberapa hari, sudah siap untuk tampil dalam pertandingan timnas,” papar sosok yang pernah membidani program PSSI Primavera itu.

Danur mencontohkan pola pembentukan timnas sepak junior di Australia. Di sana ada tiga tahap pemain timnas dikumpulkan untuk menjalani semacam TC. Namun, masing-masing TC hanya berjalan lima hari. Sedangkan di Indonesia, pemain timnas junior bisa TC berbulan-bulan.

Tahun depan, Liga 1 Elite Pro Academy akan diperluas. Jika musim ini dua level U-16 dan U-19, tahun depan akan menjadi U-16, U-18, dan U-20. ”Dengan pola seperti itu, timnas akan punya pool talent yang mumpuni. Klub juga punya pemain junior yang siap naik ke jenjang senior,” paparnya.

Azrul menyambut baik rencana itu. Persebaya dengan 20 klub internal, punya banyak pemain muda. Sangat siap untuk mengikuti tiga liga junior itu. ”Kami dari klub hanya minta satu hal, jadwal yang pasti. Itu penting bagi kami untuk melakukan perencanaan. Karena program untuk tahun depan sudah harus diputuskan Oktober nanti,” katanya.

Azrul juga memberikan masukan. Agar Liga 1 Elite Pro Academy lebih berhati-hati dalam mengkalkulasi kemampuan klub maupun penyelenggara. Pertumbuhan lebih baik daripada kemunduran.

”Saya rasa di awal harus seefisien mungkin. Kalau mampunya setiap tim bertemu masing-masing tiga kali, ya itu saja dulu. Ketika lebih kuat jumlah pertandingan ditingkatkan. Jangan di awal sudah bertemu masing-masing empat kali, namun pada akhirnya tidak tuntas dan harus mundur lagi,” paparnya. (*)

 

 

 

 

              

BERITA LAINNYA