Suasana Press conference Persebaya Surabaya vs Persela Lamongan usai pertandingan di Stadion Gelora Bung Tomo pada Minggu (5/8) sore (Foto : Satrio WCS For Persebaya)
Kalahkan Persela, Persebaya Perbaiki Peringkat

Main Efektif dan Maksimalkan Kecepatan

Persebaya menampilkan permainan ngosek seperti yang dijanjikan pelatih caretaker Bejo Sugiantoro. Dalam lanjutan GO-JEK Liga 1 di Stadion Gelora Bung Tomo Minggu sore (5/8), Green Force berhasil meraih poin sempurna. Rendi Irwan dkk menang 3-1 (2-0) atas Persela Lamongan.

Persebaya langsung menggebrak pada awal pertandingan. Sejumlah peluang langsung tercipta. Namun, kiper Persela Kuswanto beberapa kali berhasil mementahkan serangan.

Tembakan keras David da Silva pada menit ke-16 mengubah kedudukan. Menerima umpan terobosan Robertino Pugliara, dia berhasil melepaskan diri dari kawalan pemain belakang Persela. Tembakan kerasnya tidak mampu dibendung Dwi. Bola menghujam deras ke sisi kanan gawang.

Unggul tidak membuat Persebaya mengendurkan serangan. Pada menit ke-29, tembakan jarak jauh Rendi menggandakan keunggulan Persebaya. Green Force juga terus memberikan tekanan pada babak kedua. Hasilnya, pada menit ke-57 Da Silva mencetak gol ketiga.

Persela mendapatkan gol hiburan pada menit ke-92 melalui  Agung Pribadi memanfaatkan umpan sepak pojok Ahmet Atayev.

Dengan kemenangan itu, Persebaya memperbaiki posisi ke peringkat kesebelas klasemen sementara. Kemenangan itu menjadi bekal untuk laga selanjutnya melawan tuan rumah Barito Putera pada 12 Agustus nanti.

 

Main Efektif

Bejo menyebut, kunci kemenangan timnya adalah tekad para pemain untuk bangkit. ”Saya mengajak bicara semua pemain, baik yang asli Surabaya maupun luar. Aceh sampai Papua. Semua sepakat untuk melakukan yang terbaik untuk Persebaya,” jelasnya.

Legenda hidup Persebaya itu menyebut pemainnya menjalankan instruksi dengan baik. Keunggulan ball possession yang selama ini menjadi ciri Persebaya, ditajamkan dengan lebih banyak melakukan umpan terobosan.

”Dua gol yang diciptakan Da Silva berawal dari terobosan. Kami punya penyerang yang cepat, dan itu berhasil kami maksimalkan,” papar pria yang mengantarkan Persebaya juara kasta tertinggi sepak bola Indonesia pada 2004 itu.

Meski menang telak, Bejo menyebut Persela tim tangguh. Mereka tidak bisa menampilkan permainan terbaik karena empat pemain inti tidak tampil. Termasuk dua pemain asing yang selama ini menjadi roh permainan tim berjuluk Laskar Joko Tingkir  itu. Striker Loris Arnaud dan playmaker Diego Assis.

”Kalau skuad lengkap, tentu kami akan lebih sulit mengalahkan mereka,” ucapnya.

Soal tambahan pemain, skuad yang ada di Persebaya saat ini menurutnya sudah baik. Pun demikian halnya dengan gaya bermain yang ditinggalkan pelatih sebelumnya, Angel Alfredo Vera. ”Saya hanya menambahkan beberapa opsi untuk mempertajam ball possession. Dan itu membawa hasil maksimal,” tutup Bejo.

Lini Belakang Persela Berlubang

Pelatih Persela Aji Santoso mengakui keunggulan Persebaya. ”Saya ucapkan selamat. Persebaya hari ini lebih baik. Absennya empat pemain membuat permainan kami tidak bisa maksimal,” katanya.

Mantan pemain Persebaya itu mengungkapkan, kinerja lini belakang timnya jelek. Terutama atas lahirnya gol kedua Green Force melewati Rendi. ”Tidak ada satu pun pemain yang mem-pressing Rendi, sehingga dia bisa dengan leluasa melepaskan tembakan keras,” ulasnya.                                                    

Aji akan segera melakukan evaluasi timnya. Apalagi, laga berikutnya melawan tim papan atas PSM Makassar. ”Anak-anak harus segera melupakan kekalahan ini, bangkit,” tekadnya. (*)

 

 

BERITA LAINNYA