91 Anniversary

Kita Persebaya

Klub raksasa Spanyol, FC Barcelona punya slogan ‘més que un club’. Yang artinya; Lebih dari Sebuah Klub. Sedangkan klub elite daratan Inggris, Liverpool FC identik dengan ’You’ll Never Walk Alone’ atau Kalian Tidak Akan Pernah Berjalan Sendirian.

MAKNA kedua slogan itu sangat mendalam. Bukan cuma di lapangan, tapi sampai ke berbagai aspek kehidupan. Membentuk ikatan yang sangat kuat antara klub, pemain, dan suporter. Sebagai klub sarat historis di tanah air, Persebaya di bawah manajemen baru yang dikomandoi Azrul Ananda mengusung slogan #KitaPersebaya. Slogan ini mulai digulirkan menjelang bergulirnya musim 2018. Musim kembalinya 

Persebaya ke habitatnya (kasta tertinggi). Bertepatan pula dengan menapaki usia ke-91 klub. Melalui #KitaPersebaya, diharapkan muncul spirit bersama-sama membangun Persebaya bukan untuk satu atau dua tahun, namun untuk selamanya.

Dengan dukungan dan jalinan ikatan begitu erat antara klub, para pemain, dan tentunya suporter. Layaknya keluarga. Nuansa kebersamaan dan kekeluargaan selalu nampak dalam setiap generasi di skuat 

Persebaya Surabaya. Persebaya tidak hanya sebuah tim sepak bola, melainkan keluarga besar di mana setiap elemen tim bisa melakukan banyak hal hebat. Hal itu terbukti di mana setiap individu yang berproses di Persebaya terus mengembangkan diri. Ada banyak orang-orang spesial yang sudah menjadi bagian dari Bajul Ijo. Tak terhitung berbagai dedikasi yang dipersembahkan orang-orang spesial tersebut. Baik sebagai pemain, pelatih, maupun staf kepelatihan. 

Situasi ini terwujud karena kuatnya ikatan yang terbina di Persebaya sejak dahulu. Sebut saja nama almarhum Rusdi Bahalwan, Soebodro, Maura Heli, Yongki Kastanya, Muharom Rusdiana, Seger Sutrisno, Bejo Sugiantoro, hingga Mat Halil. Mereka melanjutkan dedikasinya kepada klub pujaan bonek ini selepas menjadi pemain yang bergelimang gelar. 

Nama-nama tersebut menimba ilmu di Persebaya sejak muda. Lalu mendedikasikan kemampuannya untuk mempersembahkan gelar. Dan, melanjutkan pengabdiannya membina pesepakbola muda. Mulai dari melatih klub internal anggota Persebaya, memoles tim kelompok umur, termasuk tim satelit bentukan manajemen, PS Kota Pahlawan (KoPa). “Saya betah main di Persebaya hingga pensiun. Semangat kekeluargaan, saling memiliki begitu terasa. Malah sejak saya bermain dulu selalu merasakan transfer knowledge dari pemain senior macam Syamsul Arifin, Soebodro dan lain-lain,” ujar Muharom.

“Nah, pengalaman masa lalu coba saya tularkan ke pemain generasi baru ini. Selain teknik dan taktik, mental sudah harus terbentuk sejak dini,” imbuh Pelatih Tim Persebaya U-15 ini. Dapat terus berkontribusi bagi Persebaya dianggap sebagai prestasi tersendiri bagi Seger Sutrisno. Pria yang turut andil mengantarkan Persebaya menjadi juara di era perserikatan musim 1987/1988 ini bangga karena perhatian terhadap pemain dan mantan pemain tidak luntur meski manajemen silih berganti.

“Kuatnya nuansa kekeluargaan di Persebaya, bahkan bisa membuat keder calon lawan dan takjub kawan. Namun, kami juga diajarkan untuk bersaing secara sehat. Hingga kini di saat menjadi pelatih di kompetisi internal. Merupakan kebanggaan jika pemain binaan kami bisa memperkuat tim utama Persebaya, bahkan timnas Indonesia,” jlentreh pria yang kerap melontarkan lelucon di pinggir lapangan ini.

“Persebaya itu tim besar dengan banyak prestasi yang telah dicapai. Sistem pembinaannya sangat bagus. Bergulirnya kompetisi internal yang berkesinambungan bisa membentuk tim yang kuat,” timpal Muharom. Lain halnya dengan Yongki Kastanya yang memiliki cerita yang selalu dikenangnya. Datang ke Surabaya pada usia muda demi mengasah kemampuan bermain sepak bola. Mengawali dari kompetisi internal hingga akhirnya ia bergelimang gelar dan menjadi salah satu legenda hidup Persebaya.

“Banyak manis, pahit, suka, dan duka yang saya rasakan di Persebaya. Yang jelas, saya akan coba terus hidup dari sepak bola. Saya ingin memberikan sumbagsih kepada pemain-pemain muda Persebaya. Inginnya ya waktu saya banyak tercurah di lapangan,” tutur pria kelahiran 7 Februari 1961 ini. (*)

 

 

BERITA LAINNYA