LEVEL DUNIA: Zeng Cheng bersama Dahlan Iskan saat datang di Surabaya 2005 silam. Karir Cheng yang ketika itu masih berusia 18 tahun diboyong dengan status pinjaman dari Wuhan Guanggu melejit setelah berlatih dan bermain bersama Persebaya. (Foto: DOK.JAWAPOS)

Kiprah Mantan Kiper Persebaya di CSL

TEMBAKAN dari kaki kanan Fan Wang meluncur deras ke gawang Guangzhou Evergrande. Momen itu terjadi pada laga penutup Liga Super Tiongkok (CSL) di Tianhe Stadium, Guangzhou, Minggu (22/10). Gol tersebut memang membuyarkan asa clean sheet Zeng Cheng pada laga itu. Tetapi, hasil akhir tetap membuatnya bangga. Sebab, klub berjuluk Southern China Tiger itu mengakhiri CSL dengan kemenangan 5-1 atas Guizhou Hengfeng Zhicheng.

Kemenangan tersebut sekaligus memastikan Evergrande meraih tujuh gelar CSL secara beruntun. Bagi Cheng, itu adalah trofi juara keempat di CSL sejak dirinya bergabung per 1 Januari 2013.

Kiper 30 tahun tersebut nyaris tak tergantikan di CSL musim ini. Total, dia tampil 27 kali dalam 28 pekan. Bandingkan dengan tiga musim sebe lumnya. Bahkan, Cheng hanya bermain 23 kali musim lalu karena cedera pecah ligamen posterior. Akibatnya, dia absen di tujuh laga terakhir Liga Super Tiongkok.

Meski tak tergantikan, Cheng ternyata masih kerap dikritik Luiz Felipe Scolari, nakhoda Evergrande. ''Dia (Cheng) adalah kiper terbaik di Tiongkok. Tetapi, dia masih sering melakukan kesalahan yang berdampak pada hasil akhir laga,'' ujar Felipao, julukan Scolari, sebagaimana dikutip Terra.

Ya, jika melihat statistiknya musim ini, performa Cheng menurun. Dalam tiga musim terakhir, dia tak pernah kebobolan lebih dari 30 gol. Musim ini, dia sudah kebobolan 35 gol. Clean sheet-nya juga paling rendah. Di Evergrande, dia hanya mencatat delapan kali clean sheet.

Padahal, sebelumnya, Cheng mencatatkan lebih dari sembilan clean sheet semusim di Liga Super Tiongkok. ''Kami sempat ingin mencari kiper lain. Tapi, tidak ada yang setangguh dia,'' lanjut mantan pelatih Chelsea dan timnas Brasil itu. Musim ini, di semua ajang, Cheng hanya memberikan tujuh laga bagi Dianzuo Liu, kiper pelapisnya. Itu pun sekali di CSL dan enam lainnya di Piala FA Tiongkok.

Terlepas dari keluhan Scolari, aksi Cheng tetap menjadi kontribusi terbesar Evergrande dalam meraih tujuh gelar juara CSL secara beruntun. ''Di dunia, hanya ada dua klub yang mampu menjuarai liga domestiknya dalam tujuh musim beruntun. Yakni, (Olympique) Lyon dan kami,'' kata Paulo Turra, asisten pelatih Evergrande, sebagaimana dilansir ESPN.

Turra duduk di bench Evergrande Minggu lalu karena Scolari terkena sanksi. Scolari tidak diizinkan mendampingi pemainnya dalam tiga laga setelah diusir wasit pada laga melawan Yanbian Funde (13/10). ''Fans sepak bola Tiongkok seharusnya bangga. Sebangganya mereka kepada pemainnya di tim ini,'' tambah Turra. (ren/c18/bas)

PENGUASA: Pemain Guangzhou Evergrande mengikuti prosesi juara CSL di Guangzhou kemarin. Mereka menagkhiri CSL dengan kemenangan 5-1 atas Guizhou Hengfeng Zhicheng. (Foto:espncdn.com)



Story provided by Jawa Pos

BERITA LAINNYA