Ernando Ari menangkap bola tendangan penalti dari pemain PSIS Semarang Vitinho

Contoh Loyalitas dan Profesionalitas dari Nando

Ernando Ari Sutaryadi menjadi pahlawan kemenangan Persebaya 2-1 atas PSIS Semarang Rabu malam (29/3). Save-nya, termasuk menggagalkan penalti PSIS pada menit ke-86, membuat Bajol Ijo mambawa pulang tiga poin. Tidak hanya memuji penampilan, Pelatih Aji Santoso juga menyebut Nando sebagai sosok pemain yang profesionalismenya yang patut ditiru.

Pada laga melawan PSIS Semarang, Ernando melakukan sedikitnya enam penyelamatan krusial. Trio lini depan tim Mahesa Jenar Taisei Marukawa, Carlos Fortes dan Wawan Febrianto dibuat frustasi dengan kesigapan Ernando di bawah mistar.

”Sebelum pertandingan saya bilang sama Nando, meski kamu asli Semarang, tunjukkan profesionalisme sebagai pemain Persebaya, dengan bermain sebaik mungkin. Alhamdulillah, Nando bermain sangat bagus dengan penyelamatan-penyelamatan krusialnya,” papar Aji.

Ya, Nando memang kelahiran Semarang. Ibu dan adiknya sampai saat ini masih tinggal di ibu kota Jawa Tengah itu. Nando mulai pindah ke Surabaya saat ia membela tim U-20 Persebaya di ajang Elite Pro Academy pada 2019. Ketika itu Nando menjadi pahlawan tim U-20 menjadi juara EPA dengan menang adu penalti melawan Barito Putera di final. 

Dari U-20, Nando langsung promosi ke tim senior. Meski tidak langsung jadi kiper nomor satu. Pada 2020, kiper utama Persebaya masih Rivky Mokodompit. Baru pada 2021 Nando jadi pilihan utama di bawah mistar. Sayang, cedera bahu saat membela timnas, membuatnya harus operasi dan nyaris absen satu musim penuh.

Selama menjalani pemulihan, Nando tetap berada di Surabaya. Menjalani fisioterapi bersama tim medis Persebaya. Hingga akhirnya ia bisa kembali di musim ini. Terus menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang.

Nando bisa dibilang akan terus menjadi tulang punggung Persebaya dalam waktu yang lama lagi. Sebagaimana diketahui, ia sudah menandatangani kontra bersama Persebaya sampai akhir musim 2024/2025. Bahkan, ia tidak menutup kemungkinan akan menghabiskan karir di Persebaya. One man club.

”Selama Persebaya bisa mendukung saya untuk terus berkembang secara karir, kenapa tidak, saya akan mengakhiri karir di sini,” katanya saat penandatanganan kontrak. 

Di Persebaya, Nando dikenal sebagai sosok yang terbuka. Ada permasalahan apa pun, terbuka dengan pelatih maupun manajemen. Termasuk masalah kontrak. Itu pula yang membuat perpanjangan kontrak Nando terbilang paling mulus negosisiasinya. 

”Meski asli Semarang, Nando memang hijau. Aksi-aksinya saat melawan PSIS kemarin, mengingatkan saya bagaimana ia membawa Persebaya U-20 juara EPA pada 2019,” kata Yahya Alkatiri, manajer Persebaya yang pada 2019 menjadi manajer tim U-20. (*)

BERITA LAINNYA