Perwakilan Bonek dan Manajemen Persebaya menemui Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto. (Persebaya)
Polisi Usut Kasus Penyerangan di Lumajang

Bonek Memilih Jalur Hukum, Bukan Balas Dendam

Keluarga besar Bonek mendapatkan apresiasi dari Polda Jawa Timur. Itu terkait dengan sikap dewasa pendukung Persebaya Surabaya itu dalam menanggapi kasus kekerasan yang menimpa salah satu anggota mereka. Ya, Bonek lebih memilih jalur penyelesaian hukum daripada melakukan aksi balas dendam. 

Memang, pasca Persebaya pertandingan kontra Arema FC di Stadion I Wayan Dipta Bali, 23 Februari lalu, ada sejumlah insiden di beberapa titik Jawa Timur. Di Malang, sekelompok Aremania menyerang kediaman pelatih Persebaya, Aji Santoso. Di Blitar ada tempat nonton bareng yang dilempari. Paling parah di Lumajang, ada seorang Bonek yang jadi korban pembacokan.

Pembacokan itu terjadi beberapa saat setelah pertandingan. Korbannya Alwi Shihab, Bonek Lumajang berusia 16 tahun. Ia mengalami luka bacok di bagian tangan, perut, dan pantat. Diduga pelakunya adalah Aremania, dilihat dari atribut yang mereka kenakan.

"Kami apresiasi sikap dewasa para Bonek yang menempuh jalur hukum dalam menyelesaikan masalah. Apa yang dilakukan oleh Bonek itu harus menjadi contoh bagi suporter yang lain," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto saat menerima perwakilan Manajemen Persebaya dan Koordinator Tribun di Kantor Polda Jatim Jumat sore (25/2).

Dirmanto pun berjanji bahwa pihak kepolisian akan bekerja lebih cepat untuk menyelesaikan kekerasan yang dilakukan oleh Aremania itu. "Masalah ini sudah menjadi atensi kami di Polda Jatim. Percayakan semuanya ke kami, jadi yang di daerah kami berharap semua bisa tenang dan tidak terprovokasi," tegasnya. 

Dalam kesempatan yang sama, pengacara Persebaya, Yusron Marzuki berharap bahwa, Aremania yang diduga melakukan kekerasan kepada anggota Bonek di Lumajang tersebut untuk segera menyerahkan diri. "Berani berbuat harus berani bertanggung jawab. Dan jangan berlindung dibalik rivalitas suporter untuk seenaknya melakukan kejahatan," kata Yusron. 

Para koordinator tribun dan manajemen Persebaya datang ke Polda Jatim sebagai upaya untuk memastikan keamanan dan kondusivitas di Surabaya dan kota-kota lain. Kordinator tribun masing masing diwakili oleh Husein Ghozali (Green Nord), Sinyo Devara (Tribun Kidul Suroboyo), dan Hasan Tiro (Tribun Timur). 

''Karena ini negara hukum, kami percayakan saja masalah ini ke penegak hukum. Kami melawan kekerasan kepada anggota kami, tapi dengan cara terhormat," kata Hasan Tiro. (*)

 

BERITA LAINNYA