DIHADANG: Penyerang Irfan Jaya diganjal keras oleh pemain PSIS Safrudin Tahar di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (19/3). (Foto: Dipta Wahyu/Jawa Pos)

Iwan Masih Prioritaskan 4-2-3-1

PSIS Semarang tak ubahnya pengingat bagi Persebaya Surabaya. Di Liga 2 kelak, terutama saat main di kandang, tim berjuluk Green Force itu mesti bersiap menghadapi lawan-lawan yang bahkan bakal tampil lebih defensif lagi.

Lalu, kalau melawan PSIS yang penguasaan bolanya cuma beda 10 persen saja Persebaya kesulitan mencetak gol, bagaimana saat menghadapi tim-tim yang sepanjang 90 menit bakal "memarkir bus?" Itulah pertanyaan yang harus dijawab pelatih Persebaya Iwan Setiawan dalam sisa sekitar sebulan sebelum kickoff Liga 2.

"Melawan PSIS, kami tidak cepat panas di babak pertama. Prinsip bermain para pemain dengan tampil di bawah dukungan puluhan ribu penonton seperti itu belum mencapai level yang diinginkan," kata Iwan kemarin (20/3).

Sebagaimana diketahui, Persebaya hanya menang 1-0 di laga bertajuk Homecoming Game di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu lalu (19/3) tersebut. Padahal, sejak menit ke-74, PSIS harus bermain dengan 10 pemain setelah Taufik Hidayat menerima kartu kuning kedua.

Padahal juga, PSIS tak bisa dibilang sepenuhnya "parkir bus". Mereka mencatat 45 persen penguasaan bola. Sedangkan total tembak an (14) tim asuhan Subangkit itu hanya berselisih satu dibandingkan tuan rumah (15).

Dalam laga yang disaksikan 55 ribu penonton itu, Persebaya bermain dengan pola favorit Iwan selama ini: 4-2-3-1. Namun, kegugupan karena untuk kali pertama bermain di hadapan puluhan ribu pendukung sendiri membuat gempuran via kedua sayap, Oktafianus Fernando dan Thaufan Hidayat, tak berjalan maksimal.

Akibatnya, suplai bola ke depan pun minim, terutama di babak per tama. Bijahil Chalwa yang menjadi starter di posisi target man pun hanya mencatat satu shot on goal. Penggantinya, Rachmat Afandi, malah tidak sama sekali. Kecuali tembakannya yang sejatinya membobol gawang PSIS tapi tak disahkan karena wasit Prasetya Hadi meniup peluit akhir beberapa detik sebelumnya.

Lalu, apakah Iwan akan menjajal bermain dengan dua striker saat bertemu lawan yang defensif lagi? Iwan tegas menampik. "Formasi utama (4-2-3-1) saja belum sempurna. Kami tidak ingin bertambah pusing dengan coba-coba memainkan formasi kedua," katanya.

Dengan pola 4-2- 3-1, otomatis Persebaya harus punya target man mumpuni. Persoalannya, bagaimana kalau Silwa - sapaan akrab Iwan kepada Bijahil Chalwa- tak kunjung membaik performanya dan Fandi tengah out of form atau cedera?

Memang masih ada Irfan Jaya. Tapi, mantan penyerang timnas U-21 itu bertipe second striker. Saat dijamu PSIS di Semarang (12/3), Irfan juga sudah dijajal sebagai target man. Beberapa peluang one-on-one gagal dimanfaatkannya ketika itu.

Iwan bukannya tidak pernah menjajal pola dua striker: 4-3-1-2. Di Dirgantara Cup lalu, dua kali Green Force menerapkannya. Saat menang tipis 1-0 atas Persbul (2/3) dan ketika keok 1-2 oleh Cilegon United (4/3).

"Kami belum beradaptasi dengan formasi 4-3-1-2 dan kerap kecolong an saat lawan menyerang dari sektor sayap," kata Misbakhus Solikin, gelandang Persebaya. Tentu masih ada waktu bagi Iwan untuk mengutak-atik pilihannya lagi.

Sebagaimana yang dilakukan nya di lini tengah. Dia bahkan mengombinasikan tiga double pivot dalam Homecoming Game: Sidik Saimima- Ridwan Awaludin, Sidik Saimima-Solikin, dan Solikin-Rendi Irwan. Di depan, Iwan juga mengisyaratkan masih akan berjuang sekuat tenaga agar Chalwa bisa segera menemukan performa terbaiknya. Sebab, dia sadar, mustahil hanya mengandalkan Afandi untuk bertarung di Liga 2.

"Kami hanya bisa memberikan Silwa untuk berkembang lebih baik. Sisanya terserah dia," kata nya. (io/c17/ttg)

<

Story provided by Jawa Pos

<

BERITA LAINNYA