Satria Tama berfoto setelah resmi bergabung dengan Persebaya. Ia mengaku telah mengidolakan tim Bajol Ijo sejak masih kecil. (Persebaya)

Akhirnya, Si Anak Hilang Kembali ke Rumah

Rasa haru tidak dapat disembunyikan Satria Tama setelah resmi bergabung dengan Persebaya. Sebab, Menjadi pemain Bajol Ijo merupakan momen yang paling ditunggu. Persebaya rupanya memiliki tempat khusus di hati penjaga gawang 24 tahun tersebut.

Sering diajak sang ayah menyaksikan langsung pertandingan Persebaya di era 2000 awal, membuatnya jatuh cinta pada klub kebanggaan arek-arek Suroboyo. Cintanya ia buktikan dengan mengejar mimpi sebagai pemain sepak bola lewat klub internal, Indonesia Muda.

"Saya sudah jadi Bonek sejak kecil. Waktu masih nonton di Gelora 10 Nopember, saya katakan pada diri saya sendiri bahwa saya harus bisa bermain untuk Persebaya saat sudah dewasa," jelas Satria.

"Makanya saya pilih SSB Indonesia Muda. Saya berharapnya bisa gabung Persebaya karena kan IM tim internalnya Persebaya. Latihan dulu di lapangan Pacar Keling. Saya juga merasakan tanding di Karanggayam," imbuhnya.

Dari IM bakatnya sudah terlihat. Mantan penjaga gawang timnas U-22 tersebut bahkan membantu klubnya menembus babak nasional di kompetisi Danone Cup tahun 2009. 

Potret Satria Tama saat membela tim Surabaya Muda di ajang Danone Cup 2009. (Doc pribadi)

Sayang dualisme yang menerpa Persebaya di tahun-tahun berikutnya memaksa Satria Tama untuk menentukan pilihan guna masa depannya. Akhirnya pilihan tempat untuk menimba ilmu jatuh pada WCP Akademi, Gresik. 

Di kota yang sama lah karir profesional Satria dimulai. Di tahun 2016, tim lokal Persegres Gresik United menggunakan jasanya.

"Setelah ada masalah internal saya pindah ke WCP, punya coach Widodo. Dari sana saya akhirnya mulai karir di Persegres. Gara-gara itu saya dikiranya orang Gresik, padahal ya aku arek Suroboyo," ungkap Satria.

Ia juga kerap mendapatkan panggilan untuk membela timnas Indonesia. Dimulai dari timnas U-19 di tahun 2016. Lalu namanya makin tenar saat tampil gemilang di SEA Games 2017. Luis Milla, pelatih timnas saat itu juga sempat memanggilnya untuk mengisi skuad di timnas senior.

Kini, setelah mimpinya terwujud, target berikutnya adalah membawa tim idolanya berprestasi. Satria ingin menorehkan cerita manis untuk Persebaya.

"Pastinya saya akan berikan yang terbaik untuk membawa Persebaya berprestasi. Saya ingin seperti idola saya, Hendro Kartiko, yang bisa bawa Persebaya juara," harapnya. (*)

 

BERITA LAINNYA