AYO, SEMANGAT: Striker seleksi Persebaya asal Ngada Oktavianus Wou Pone (kiri) saat sesi latihan di Stadion Brawijaya, Surabaya, kemarin. (Foto: Angger Bondan/Jawa Pos)

Lini Serang Jadi PR Green Force

KEHILANGAN bek muda Rachmat Irianto yang dipanggil ke timnas U-19 memang mengganggu persiapan Persebaya menuju bergulirnya Liga 2 pada 18 April nanti. Tapi, ada problem lain yang menjadi pekerjaan rumah bagi pelatih Persebaya Iwan Setiawan.

Ya, minimnya stok striker. Saat ini baru dua striker yang dimiliki klub kebanggaan Kota Surabaya itu, yakni Rahmat Afandi dan Irfan Jaya. Bijahil Chalwa yang dipersiapkan sebagai pelapis Afandi memilih meninggalkan Persebaya dan bergabung ke Persiba Balikpapan.

Chalwa telah berpamitan dengan tim pada Minggu malam (26/3). "Dia bilang kepada saya, pamit baik-baik. Mau bagaimana lagi, keputusan memang di tangan dia," kata Iwan kepada Jawa Pos kemarin.

Setelah kepergian Chalwa, kemarin klub berjuluk Green Force tersebut juga memutuskan mencoret nama Ragil Muhammad Badai dan Nugroho Wicaksono. Sebab, mereka tak mampu menunjukkan kualitas terbaiknya selama seleksi.

Dari pemain seleksi, tinggal striker PSN Ngada Oktavianus Wou Pone yang masih dipantau Iwan. Flores - sapaan Iwan untuk Oktavianus Wou Pone- juga belum bisa dianggap memuaskan selama seleksi. Hanya, dia masih mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kualitasnya.

Meski bukan striker yang berpengalaman di klub Liga 1, Iwan meyakini Flores punya potensi tersembunyi. "Kalau dari 1- 10, nilai Flores di kisaran 5,5," kata mantan pelatih Persija dan Pusamania Borneo FC tersebut.

Penilaian itu masih gambaran kasar. Sebab, Iwan ingin melihat kualitas Flores dalam pertandingan. "Saya masih menyimpulkan dari beberapa latihan selama ini," lanjutnya. Karena itu, rencananya, Sabtu (1/4) Iwan melakukan control game di internal tim.

Di situlah dia berharap pemain 27 tahun tersebut bisa unjuk gigi dengan menampilkan skill individu yang sebelumnya ditampilkan di PSN Ngada. "Kalau belum memuaskan, ya mau bagaimana, dia terpaksa kami coret juga," ujarnya. Flores sendiri jauh dari kata menyerah dalam seleksi kali ini. Pemain yang juga berprofesi sebagai guru di Ngada, NTT, itu yakin bisa menembus tim.

"Saya akan berupaya sekeras-kerasnya agar Coach Iwan bisa melihat kemampuan saya yang sebenarnya," katanya. Secara ideal, Iwan menjelaskan, setidaknya membutuhkan lima striker untuk mengarungi persaingan di Liga 2. Sebab, Afandi dan Irfan saja belum cukup. Apalagi, karakter Afandi dan Irfan berbeda.

Afandi tipe striker murni, sedangkan Irfan second striker. Dengan situasi saat ini, yakni striker-striker berkualitas telah bergabung dengan klub lain, Iwan memang sulit mendapatkan pemain depan untuk diseleksi. Meski begitu, dia berharap bisa mendapatkan pemain yang setidaknya punya pengalaman tampil di level teratas. (rid/c22/ham)

<

Story provided by Jawa Pos

<

BERITA LAINNYA