KEPUTUSAN tegas diambil manajemen
Persebaya Surabaya terhadap pelatih Iwan Setiawan. Itu adalah buntut dari
tindakan over-reaktif pelatih asal Medan tersebut terhadap pendukung Persebaya setelah
kekalahan oleh Martapura FC 1-2 di Stadion Demang Lehman
(30/4).
<
Ya, manajemen Green Force
- julukan Persebaya- memberikan sanksi berlapis kepada mantan pelatih Persija
Jakarta dan Borneo FC itu. Selain denda Rp 100 juta, dia dilarang mendampingi
tim selama satu pertandingan, yakni ketika melawan PSBI Blitar (6/5).
<
"Saya tidak melihat secara
langsung kronologi kejadiannya. Tapi, kami telah melakukan evaluasi," kata
Presiden Klub Persebaya Azrul Ananda kemarin. "Saya pikir hukuman ini sudah
keras untuk pelatih. Ini juga pesan untuk seluruh jajaran Persebaya agar tidak
over-reaktif," lanjutnya.
<
Azrul sudah berbicara secara
langsung dengan mantan pelatih Persija tersebut. Bahkan, Iwan sudah meminta maaf
kepada tim dan manajemen atas tindakannya yang lepas kendali Minggu kemarin.
Dia juga sudah menerima segala konsekuensi yang diberikan manajemen.
<
Terlepas dari insiden yang terjadi
dan tekanan yang berat kepada tim, Azrul salut kepada para pemain Persebaya yang
tetap bersikap tenang. Dia menilai, para pemain memiliki mental bagus, solid,
dan siap untuk bangkit dari dua hasil kurang mantap di grup 5 Liga 2.
<
Dengan dihukumnya Iwan, kendali kepelatihan
saat ini berada di tangan dua asisten pelatih, yakni Ahmad Rosidin dan Lulut
Kistono. Mereka akan bertugas mempersiapkan tim hingga hari pertandingan
sekaligus menjadi juru racik kala melawan PSBI.
<
Dihubungi Jawa Pos kemarin, Ahmad
mengaku sudah siap dengan tugas yang dibebankan kepada dirinya dan Lulut.
"Sistem kami sudah berjalan dan kami akan meneruskan program yang sudah
dicanangkan sejak awal musim. Anak-anak kan
sudah mengerti, tinggal dimatangkan lagi," ujarnya.
<
Sementara itu, kemarin Persebaya memperkenalkan
dua striker barunya, yakni Rishadi Fauzi dan Mardiono. Rishadi Fauzi telah
dilepas oleh Madura United, sedangkan Mardiono datang dengan status pemain
pinjaman. Mereka diperkenalkan di Gedung Graha Pena lantai 4, Surabaya.
<
Fauzi sangat antusias bergabung dengan
Persebaya yang dianggap sebagai impian lama yang terpendam. Dia asli Jawa Timur
dan pernah ikut seleksi di Persebaya pada 2011, tapi gagal karena mengalami
cedera ketika itu. "Siapa yang tidak mau main di klub sebesar ini. Saya tidak
akan sia-siakan kesempatan ini," tegasnya.
<
Nono - sapaan Mardiono- juga senang
bergabung dengan Persebaya. Meski dia belum banyak tahu tentang karakter
Surabaya. Tapi, dia berjanji cepat beradaptasi dan mencetak gol buat Persebaya.
"Di sini (Persebaya, Red) saya akan beri bukti. Saya ingin tampil sebanyak
mungkin dan cetak gol," katanya. (rid/c19/ham)
<
Story provided by Jawa Pos