Para pemain Persebaya saat melakoni sesi latihan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo kemarin sore (13/5). Jadwal padat telah menanti Persebaya pada ajang Shopee Liga 1 2019, terutama pada periode Agustus mendatang. (Persebaya)
Season Preview Persebaya di Shopee Liga 1 2019 (1)

Agustus Super Padat, November Super Jauh

Kontestan Shopee Liga 1 2019 harus siap menjalani jadwal super padat. Mundurnya start kompetisi menjadi penyebab. Sebanyak 34 pertandingan harus diselesaikan dalam kurun waktu enam bulan.

Memang, liga terentang dalam tujuh bulan. Namun, memperhitungkan libur lebaran dan jadwal Piala Indonesia yang masih tersisa, praktis hanya sekitar enam bulan waktu yang ada untuk menyelesaikan.

Seperti halnya tim lain, Persebaya pun harus menjalani jadwal super berat pada bulan-bulan tertentu. Tidak hanya intensitas pertandingan yang sangat padat, namun away berurutan dengan jarak yang sangat jauh. Satu away di bagian barat Indonesia, langsung dilanjutkan dengan away ke ujung timur Nusantara.

Di dua bulan pertama kompetisi, jadwal Ruben Sanadi dkk relatif ringan. Mei ada tiga pertandingan. Juni pun tiga pertandingan. Memang bersamaan dengan bulan Ramadan dan Idul Fitri, namun tetap saja jeda satu laga ke laga berikutnya cukup panjang. Di dua bulan itu, Persebaya menjalani empat home dan hanya dua away.

Persebaya harus tambah persneling pada bulan Juli. Total, ada lima pertandingan di bulan tersebut. Tiga di antaranya away. Satu di antara dua partai home menjadi laga yang sangat berat. Yaitu duel klasik melawan Persib pada 6 Juli di Gelora Bung Tomo.

Jadwal padat Persebaya di Shopee Liga 1 mulai tersaji pada periode Agustus 2019. Dari enam laga, Persebaya bakal melakoni lima laga big match. (Persebaya)

Sejak Juli ini, tim pelatih Persebaya harus mulai ”jaga stamina”. Sebab, jadwal pada bulan Agustus bakal ”mengerikan”. Ada enam pertandingan selama Agustus. Lima diantaranya melawan tim-tim kuat. Bigmatch. Yaitu melawan Persipura, Madura United, Arema FC, Perseru Badak Lampung, Persija Jakarta, dan Bhayangkara FC. Satu lawan lainnya di bulan Agustus adalah Perseru Badak Lampung.

”Mau tidak mau, dalam kondisi seperti itu, kami harus dinamis dalam menyusun starting line-up,” kata pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman. ”Komposisi pemain bisa berbeda dari satu pertandingan ke pertandingan berikutnya,” lanjutnya.

Djanur tidak mempermasalahkan kondisi tersebut. Toh semua tim juga mengalami. Apalagi, pada akhir musim lalu Persebaya juga menjalani rangkaian jadwal maut. Melawan tim-tim kuat seperti Persib, Madura United, Persija, dan PSM secara beruntun. Green Force melaluinya dengan baik.

Setelah super padat pada Agustus, jadwal Persebaya lebih bersahabat pada bulan September. Hanya dijadwalkan empat pertandingan. Kembali lima pertandingan selama bulan Oktober, lalu empat pertandingan lagi selama November.

Meski pertandingan hanya empat selama November, namun bulan itu menjadi berat karena jarak lokasi pertandingan yang berjauhan. Pada 6 November, Persebaya akan melawat ke kandar PS Tira Persikabo di Bogor. Pada 11 November, Ruben dkk harus bermain di kandang Persipura di Jayapura.

”Mungkin kita dari Bogor langsung ke Papua, lebih melelahkan kalau dari Bogor ke Surabaya dulu, lalu lanjut ke Jayapura,” kata Djanur.

Desember yang menjadi bulan terakhir Liga 1. Di bulan tersebut, Persebaya akan bermain empat kali. Tiga kali home, sekali away. Salah satunya melawan Arema FC pada 8 Desember. (*)

BERITA LAINNYA