Psikolog Afif Kurniawan sedang memilih lagu yang akan diputar di ruang ganti Persebaya. Tampak dia melakukan hal itu di ruang ganti Stadion Mandala, Jayapura, pada 30 Oktober lalu. (Satrio Wicaksono for Persebaya)
Djanur Panggil Boy, Bejo Ingatkan Jaga Nama Baik

”Ritual” di Kamar Ganti Persebaya Jelang Pertandingan

Senyum dan optimisme selalu mengembang dari kamar ganti Persebaya. Baik saat pertandingan home maupun away. Rangkaian kemenangan beruntun menjadi penyebabnya. Sejumlah ”ritual” mengiringi hasil gemilang tersebut.

Bukan ritual terkait klenik atau yang nyeleneh lainnya. Namun, ritual berupa kebiasaan duet pelatih Djadjang Nurdjaman-Bejo Sugiantoro memompa semangat para pemain. Maupun ritual berupa suasana yang diciptakan tim operasional Persebaya untuk membangun mood. Agar pemain bertanding dengan semangat puputan. Tidak gentar siapa pun lawannya.

Paling awal, para pemain akan disapa dentuman electronic dance music (EDM) setiap masuk kamar ganti. Lagu-lagu membakar semangat dari Calvin Harris kerap dipilih. Speaker portable menjadi barang wajib dibawa untuk memutar musik.

Sutrisno Beny, tim operasional Persebaya, ketika mempersiapkan kebutuhan winger Oktafianus Fernando dan pemain lainnya jelang bertanding melawan Madura United di Stadion Gelora Bung Tomo, 25 Oktober lalu. (Satrio Wicaksono for Persebaya)

Sambil mendengarkan musik, pemain mengenakan perlengkapan bertanding. Mulai sepatu, pelindung tulang kering, jersey, maupun perlengkapan lain. Peregangan, baik sendiri maupun dibantu fisioterapi, lalu dilakukan Rendi Irwan dkk.

Magnetic white board putih adalah barang wajib lain yang harus ada di kamar ganti Persebaya. Item itu ikut dibawa saat away. White board putih itu sangat penting, karena dengan barang itu Djanur dan Bejo bersama tim pelatih bisa memberikan analisa serta arahan terkait taktik dan strategi dengan lebih baik.

”Siap boy..! Siap boy..! Siap boy..!”

Duet pelatih Djadjang Nurdjaman-Bejo Sugiantoro memaparkan taktik dan strategi pada magnetic white board putih di ruang ganti pemain. Keduanya mampu membuat para pemain Persebaya tampil ngenyel. (Persebaya)

Pekikan kalimat itu juga menjadi ”ritual” wajib dari Coach Djanur menjelang pertandingan. Biasanya, sebelum pekikan penutup pembakar semangat itu, pelatih asal Majalengka tersebut menekankan kepada para pemainnya untuk selalu tampil ngenyel. ”Sejak awal harus waspada. Langsung agresif,” tegasnya saat laga menjelang Bhayangkara FC Senin lalu (26/11).

Bejo pun punya ”ritual” khusus. Legenda Persebaya itu biasanya mendapatkan kesempatan memberikan arahan paling akhir. ”Jaga nama kalian. Jaga nama di dada. Tunjukkan pada semua orang, bahwa kalian bisa,” demikian pesan Bejo. Bejo memberikan pesan itu sambil meninju telapak tangan kiri dengan tangan kanannya.

”Ritual” di kamar ganti itu mengiringi kebangkitan Persebaya saat ini. Menuju papan atas setelah sebelumnya terancam degradasi. Tak kalah penting dari menyanyikan Song for Pride setiap selesai laga. Di mana Bejo selalu menyanyikannya sambil menangis bahagia. (*)

BERITA LAINNYA