Djadjang Nurdjaman (kiri) bersama Bejo Sugiantoro memantau langsung performa pemain-pemain Persebaya dalam sesi latihan di Stadion Gelora Bung Tomo sore tadi (23/11). Djanur tak gentar kembali menghadapi pelatih asing saat menjamu Bhayangkara FC, Senin (26/11) mendatang. (Satrio Wicaksono for Persebaya)
Persebaya Matangkan Taktik Permainan

Djanur Tak Gentar Pelatih Asing

Empat pelatih asing klub-klub papan atas GO-JEK Liga 1 musim ini sudah merasakan ampuhnya racikan Djadjang Nurdjaman, arsitek Persebaya. Tak tanggung-tanggung, klub-klub yang dipoles pelatih asing itu dipermak dengan skor mencolok. Djanur pun tak risau kembali menghadapi pelatih asing saat Persebaya menjamu Bhayangkara FC di Stadion Gelora Bung Tomo, Senin (26/11) mendatang.

Persib Bandung yang dilatih Roberto Mario Carlos Gómez dibungkam dengan skor 1-4, 20 Oktober lalu. Kejeniusan Djanur berlanjut saat menjamu Gomes de Oliveira bersama Madura United-nya yang dipulangkan dengan skor 4-0. Seolah tak cukup, Alessandro Stefano Cugurra Rodrigues dan Persija Jakarta serta Robert Rene Alberts juru racik PSM Makassar dihentikan dengan skor tiga gol tanpa balas.

Meski meraih hasil mencolok melawan klub-klub papan atas membuat Djanur jumawa. Dia menilai jika kualitas pelatih asing dan lokal tak terlalu berbeda jauh. Karena itu pelatih berusia 53 tahun itu tak gentar saat melawan Simon Alexander McMenemy, juru taktik Bhayangkara FC. Pelatih asal Skotlandia itu mampu membawa Bhayangkara FC juara GO-JEK Liga 1 musim lalu.

Gelandang Persebaya Muhammad Hidayat memimpin rekan-rekannya berdoa bersama sebelum memulai latihan di Stadion Gelora Bung Tomo sore tadi (23/11). Persebaya mulai mematangkan taktikal untuk menghadapi Bhayangkara FC, Senin (26/11) mendatang. (Satrio Wicaksono for Persebaya)

“Saya sebenarnya tidak melihat sosok pelatihnya. Mau asing atau lokal. Saya lebih memperhatikan kekuatan tim lawan. Terutama dari sisi materi pemainnya. Karena menurut saya keberadaan pelatih asing disini sama bagusnya dengan pelatih-pelatih lokal yang ada di Liga 1,” terang Djanur usai sesi latihan di Stadion Gelora Bung Tomo sore tadi (23/11).

“Jujur, saya sampai saat ini belum melihat ada yang spesifik dari pelatih asing. Belum melihat sentuhan yang bisa membedakan dengan pelatih lokal. Artinya pelatih kita (lokal) punya peluang untuk memoles tim dengan sama bagusnya,” imbuh Djanur.

Lebih lanjut pelatih asal Majalengka itu mengaku sudah mengantongi gaya main Bhayangkara FC. Selama ini, Bhayangkara FC kerap memperagakan permainan menyerang dan menguasai jalannya pertandingan. Namun, mereka juga fasih bermain dengan tempo lambat dan lebih banyak menunggu.

“Hari ini saya sudah masuk ke fase taktikal untuk persiapan melawan Bhayangkara FC. Kami sudah tahu formasi atau pola permainan mereka. Makanya tadi saya mencoba mengaplikasikan beberapa strategi di lapangan,” beber Djanur.

Osvlado Haay (kiri) berebut bola dengan Andri Muliadi dalam sesi latihan di Stadion Gelora Bung Tomo sore tadi (23/11) jelang menghadapi Bhayangkara FC, Senin (26/11) mendatang. (Satrio Wicaksono for Persebaya)

The Guardian – julukan Bhayangkara FC – mempunyai banyak pemain yang berkualitas seperti Vendri Mofu, Wahyu Subo Seto, Adam Alis hingga Paulo Sergio. Nama terakhir bahkan dalam kondisi bugar, lantaran tengah menjalani larangan bermain saat timnya menang dua gol tanpa balas melawan Persipura Jayapura, Senin (19/11) lalu.

Sampai saat ini, Paulo Sergio sendiri sudah menyumbangkan 10 gol dan empat assist. Koleksi golnya sama dengan raihan Herman Dzumafo Epandi. Tapi penyerang gaek berusia 38 tahun itu unggul jumlah assist dengan tujuh kali.

“Dia (Paulo Sergio, red) memang tengah on fire. Kami sudah tahu itu. Dan saya sudah beri order kepada pemain untuk memperhatikan dia. Mudah-mudahan bisa (menghentikan). Tapi kami tidak hanya melihat ke satu pemain,” tandas Djanur. (*)

BERITA LAINNYA