Selain fisik, Bahasa Inggris serta jaket dan selimut tebal juga sudah mereka siapkan untuk berangkat menuju Perth, Australia. (Foto: Persebaya)
Bekal Lain Skuad Persebaya U-19 Saat TC ke Australia

Bahasa Inggris, Selimut dan Jaket Tebal Jadi Bekal the Young Green Force

PROGRAM training camp (TC) Persebaya Surabaya U-19 di Australia bakal terwujud. Tim besutan Bejo Sugiantoro itu dijadwalkan terbang ke Perth, Australia Barat mulai 28 Juni sampai 4 Juli mendatang. Sejumlah persiapan pun sudah dilakukan olen pemain. Selain fisik harus tetap prima ada juga bekal lain yang mereka persiapkan. Di antaranya, memperlancar bahasa Inggris dan mengemas barang bawaan berupa jaket dan selimut tebal.

Memang, skuad The Young Green Force itu akan menghadapi faktor non teknis yang tidak kalah berat, yaitu cuaca dingin. Saat Persebaya U-19 menggelar TC di Perth, diperkirakan suhu udara 16 sampai 21 derajat celcius. Padahal para pemain terbiasa dengan suhu 32-35 celsius.

Foto: Persebaya

“Info yang kami dapat, di Australia cuacanya dingin. Kami disarankan membawa jaket, sweater dan kerpus. Semuanya harus tebal,” beber Sony Setiawan, asisten pelatih Persebaya U-19. “Selain mengepak pakaian secukupnya, juga nambah bawa perlengkapan tim, bola marker dan lain-lain,” imbuhnya.

Pria yang berkiprah cukup lama di kompetisi internal Persebaya ini bertekad bisa memperkaya ilmu selama pemusatan latihan. Menurutnya, Australia unggul dalam program sport science.

Foto: Persebaya

“Makanya sebagai pelatih saya juga ingin menimba ilmu. Sport science tak hanya digunakan untuk menjaga fisik, tapi juga bisa menjadi landasan menentukan taktik saat pertandingan,” tegas Sony.

Sementara itu pelatih kiper Persebaya U-19 Deddy Sutanto mengatakan laiknya pekerjaan lainnya, komunikasi dibutuhkan dalam sepak bola. Menurutnya kendala bahasa menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus dijawab oleh para pemain.

"Karena sepak bola adalah bahasa universal. Jadi, selama beberapa hari terakhir, saya dan teman teman sudah belajar memperbaiki kosa kata bahasa Inggris, terutama yang berkaitan dengan sepak bola,” jelasnya.

Menurut Deddy, kalau terkendala bahasa, maka mereka tidak dapat memahami instruksi-instruksi sederhana yang diberikan selama pelatihan. "Lalu, bagaimana mau berkomunikasi, kalau bahasa Inggris-nya tak lancar. Sekarang kami memperkaya bahasa Inggris, dan sudah bisa sih, sedikit-sedikit,” imbuh mantan kiper Persebaya ini.

Selain itu, Deddy sepakat dengan Sony soal barang bawaan. Deddy mengaku membawa empat tas yang lebih banyak diisi selimut. “Ben gak kademen (Biar tidak kedinginan, Red). Kabarnya cuaca dingin nantinya. Saya juga terus jaga kondisi ini,” tutur pelatih berusia 37 tahun ini.

Tak hanya itu, sembari berkelakar Deddy ingin membunuh kebosanan usai beraktifitas dengan mencari wi-fi gratis. “Khawatirnya nanti ndak dapat sinyal smartphone. Biar tidak ketinggalan info di tanah air juga,” tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Persebaya, Azrul Ananda mengatakan, program pemusatan latihan selama sepekan di Perth tersebut adalah rencana lama. Menurutnya, Australia memiliki perkembangan Sports Science yang sangat maju sehingga cocok menjadi destinasi sangat tepat untuk belajar olahraga, termasuk sepak bola. Dan, itu sangat bagus, terutama untuk mereka yang masih dalam tahap pembinaan. (*)

BERITA LAINNYA