Perwakilan Bonek dari Surabaya dan Jogja bersama manajemen Persebaya mengapit Kapolresta Surakarta Ribut Hari Wibowo di Kantor Polresta Surakarta, Selasa (17/4)
Manajemen Persebaya Fasilitasi Perwakilan Bonek

Menuntut Keadilan Ke Polresta Surakarta

Polresta Surakarta, Solo bergerak cepat. Dua tersangka pelaku pengeroyokan yang mengakibatkan Micko Pratama (16) suporter Persebaya Surabaya meninggal dunia di Solo, Sabtu (14/4) lalu, sudah ditahan. Pihak kepolisian membutuhkan waktu kurang dari tiga hari untuk menangkap para tersangka tersebut.

Kapolres Surakarta, AKBP Ribut Hari Wibowo mengatakan, dua tersangka yang diamankan itu masing masing berinisial AKS (23) dan MAP (14). "Kami akan melakukan pengembangan dari dua tersangka ini untuk mendapatkan pelaku lain yang masih berkeliaran," kata Wibowo kepada perwakilan Bonek yang datang langsung dari Surabaya, siang tadi (17/4).

Memang, dari hasil rapat akbar seluruh perwakilan Bonek yang berlangsung di Surabaya, Minggu (15/4) malam lalu, salah satu kesepakatannya adalah, mengutus delegasi untuk meminta klarifikasi langsung terkait kepastian hukum atas kasus yang dialami oleh Micko dan rekan-rekannya ke Polresta Surakarta.

Nah, difasilitasi oleh manajemen Persebaya, perwakilan Bonek yang terdiri dari Andie "Pecie" Kristianto, Tulus Budi, Sinyo Devara, Mbah Jo Peterson, serta perwakilan dari keluarga Micko, Khoirul Umam berangkat ke Solo. Selama di sana, rombongan dari Surabaya ditemani Cak Anom dan kawan kawan dari Bonek Jogjakarta sebanyak 8 orang.

"Kami berterimakasih dengan langkah cepat yang sudah dilakukan oleh pihak Polresta Surakarta. Karena tujuan besar kami datang kesini adalah mencari keadilan," kata pria yang akrab dipanggil Peci itu. " Dan, keadilan bagi kami itu baru benar benar terwujud bila seluruh pelaku penganiayaan kepada Bonek sudah tertangkap," lanjutnya.

Selain meminta klarifikasi langsung ke pihak Polresta Surakarta, para perwakilan Bonek dari Surabaya dan Jogja itu juga menjenguk Saddam (14) teman seperjalanan Micko yang saat ini sedang kritis di Rumah Sakit Mawardi, Solo. Mereka menjadi korban pengeroyokan warga di Solo setelah mendukung Persebaya mengalahkan PS Tira dengan skor 4-1 di Bantul, Jumat (13/4) lalu. (*)

 

 

 

BERITA LAINNYA