Hansamu Yama memang baru bergabung dengan Persebaya musim lalu. Namun kecintaannya kepada Green Force sudah dimulai sejak kecil. Sebelum memulai karir profesional sebagai pesepak bola dirinya sudah menasbihkan diri sebagai Bonek, suporter fanatik Persebaya.
Pemain bertahan asal Mojokerto tersebut sering menonton pertandingan Persebaya saat masih anak-anak. Sang ayah sering mengajaknya untuk menyaksikan Bajol Ijo bertanding di Gelora 10 Nopember.
Kecintaannya akan klub kebanggaan arek-arek Suroboyo tersebut menjadi alasan dirinya menimba ilmu di salah satu klub internal Persebaya. Hansamu mengungkapkan betapa bangga dirinya saat akhirnya bisa menjadi bagian keluarga Persebaya.
"Sebelum jadi pemain saya sudah jadi Bonek, jadi saat pertama kali dikontrak musim lalu jelas perasaan saya bangga sekali," ungkap Hansamu. "Saya selalu terharu tiap kali merasakan atmosfer GBT," imbuhnya.
Pemain yang identik dengan nomor punggung 23 tersebut menceritakan tahun pertama membela Persebaya menjadi tahun yang spesial baginya. Karena saat musim 2019 Persebaya sedang mengalami fluktuasi performa dan membuat tekanan dari suporter meningkat.
"Hal yang paling berkesan adalah dimana saat merasakan tekanan dari Bonek, karena saya juga Bonek jadi tau apa yang mereka rasakan," jelas Hansamu.
"Saya ingat betul saat HUT yang ke-92, karena saat itu kita mendapat tekanan yang sangat besar dari suporter pecinta Persebaya," tutur Hansamu. "Di tahun itu juga kita mampu melewati tekanan dan bangkit di akhir-akhir musim sehingga bisa memberikan hasil yang maksimal meskipun tidak memberikan gelar bagi Persebaya, itu hal yang paling berkesan untuk saya sampai saat ini," sambungnya.
Seperti halnya pemain lain, kapten timnas Indonesia tersebut berharap Persebaya makin berjaya. Sebagai Bonek dirinya juga ingin mempersembahkan prestasi bagi tim kebanggaannya. "Harapannya semoga Persebaya semakib berjaya, lebih profesional dan menjadi kiblat sepak bola indonesia, akan lebih indah kalau saya menjadi bagian di dalam kejayaan Persebaya," pungkasnya. (*)
