Oktafianus Fernando, Rendi Irwan dan Wolfgang Pikal berfoto dengan Wheel Of Fortune yang nantinya digunakan untuk memberi hukuman bagi pemain Persebaya yang terlambat datang ke latihan (Persebaya)
Hukuman Memasak sampai Jaga Toko Bagi yang Terlambat

Tegas tapi Fun ala Pikal

Sepekan sudah Wolfgang Pikal memimpin latihan Persebaya. Bersama asisten pelatih Bejo Sugiantoro. Duet asisten pelatih yang akan membantu Alfred Riedl itu memberikan warna tersendiri pada skuat Bajol Ijo.

Sebelum memulai tugasnya, pekan lalu Pikal melakukan pertemuan terlebih dahulu dengan Bejo dan manajemen Persebaya. Dalam pertemuan itu, Pikal menyebut Bejo sebagai sosok yang paling mengerti Persebaya. ”Saya bersama Coach Bejo  harus bekerja sama dengan sangat baik. Masukan-masukan dari dia akan menentukan sukses tidaknya proses transisi tim ini sampai Coach Alfred datang,” jelasnya ketika itu. 

Kini, sepekan setelah keduanya berduet memoles pasukan Green Force, kerja sama dan kekompakan yang diharapkan itu benar-benar ditunjukkan keduanya. Sejak persiapan sebelum latihan, pemanasan, latihan inti, sampai evaluasi seusai latihan, mereka selalu berdiskusi. Sampai-sampai muncul guyonan mereka adalah duet Londo. Londo asli dan londo jowo.

Bejo mengaku senang bisa berduet dengan Pikal. Mantan asisten pelatih timnas itu menurutnya adalah sosok yang terbuka. Punya pengetahuan dan pengalaman yang luas memberikan pelajaran bagi semua.

”Coach Wolfgang punya disiplin yang sangat tinggi. Pemain harus berlari secepatnya menuju pelatih saat bunyi peluit,” kata Bejo. ”Urusan telat jangan sampai terjadi, bisa kena hukuman berat. Disiplin seperti ini sangat baik bagi pemain-pemain Persebaya,” lanjutnya.

Jika ada pemain yang telat datang ke latihan, tim pelatih memang sudah menyiapkan sanksi berat. Namun, pemberian hukuman itu dikemas dengan cara yang fun. Mereka yang telat bisa ”memilih” hukumannya sendiri dengan memutar wheel of fortune alias roda nasib.

”Jika ada yang terlambat datang, harus memutar wheel of fortune, dari sana ditentukan bentuk hukuman bagi yang terlambat,” ungkap Pikal.

Soal wheel of fortune itu, Pikal menyebut terinspirasi dari tim sepak bola di Jerman. Bentuknya berupa lingkaran dengan delapan bidang di dalamnya. Saat diputar, jarum yang ada di sisi lingkaran akan menunjuk salah satu bidang. Dimana di dalam bidang itu ada jenis hukuman yang harus dijalani pemain yang terlambat.

Wheel Of Fortune yang bertuliskan hukuman bagi penggawa Persebaya yang terlambat datang ke latihan (Persebaya)

Berbagai macam hukuman dituliskan di roda "keberuntungan" tersebut. Mulai dari menyantuni Panti Asuhan Bonek, menjadi asisten pelatih tim kelompok umur Persebaya, membantu chef memasak, hingga menjaga Persebaya Store. Namun, juga ada satu bidang yang bertulisan your lucky day. Kalau jarum menunjuk bidang itu, maka pemain tidak akan kena hukuman apa pun.

Roda nasib itu kini selalu standby di sisi lapangan latihan Persebaya. Menunggu tugas jika ada pemain yang ngaret datang ke latihan.

”Saya senang, sampai saat ini wheel of fortune belum bertugas. Disiplin pemain Persebaya bagus,” kata Pikal.

Adanya roda nasib itu disambut baik oleh pemain. Salah satunya adalah Osvaldo Haay. Menurutnya selain bisa mendisiplinkan, hukuman yang tertera juga bernilai positif. ”Tapi saya tidak berniat melanggar dan tidak mau dihukum, jangan coba-coba," katanya lalu tertawa. (*)

 

 

BERITA LAINNYA