Pelatih Persebaya Aji Santoso mendapat sambutan hangat dari arsitek Persipura Jayapura Jacksen F. Tiago pada laga Shopee Liga 1 musim lalu di Stadion Aji Imbut, Tenggarong. Dua legenda Green Force ini akan beradu strategi pada pertandingan pekan ketiga di Stadion Gelora Bung Tomo, Jumat (13/3) lusa. (Persebaya)

Di masa silam, Aji Santoso sukses menjadi ‘komandan’ skuad the Dream Team Persebaya. Ia memimpin Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi, dan Jacksen F. Tiago mengantarkan Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia musim 1996-1997.

Keempat nama tersebut terpatri di hati Bonek dan Bonita. Mereka menjadi legenda hidup Persebaya. Kini mereka berempat akan bertemu di Stadion Gelora Bung Tomo, Jumat (14/3) lusa. Aji, Bejo dan Uston membela panji Persebaya. Sementara Jacksen menjadi nahkoda Persipura Jayapura.

Saat menjadi kapten tim Persebaya, Aji ketika itu baru berusia 27 tahun. Sedangkan Jacksen menginjak usia 29 tahun. Sementara Uston dan Bejo merupakan rising star tim kebanggaan Bonek dan Bonita. Saat itu Uston berusia 19 tahun, dan Bejo telah berusia 20 tahun.

Jelang pertemuan kedua tim, Aji, Bejo, dan Uston mengenang gaya permainan yang menjadi ciri khas Jacksen saat bersama-sama berkostum Green Force. Tak hanya itu, juru taktik asal Brazil tersebut dianggap memiliki aura juara karena pernah menjadi pelatih saat Persebaya juara Liga Indonesia musim 2004.

“Saat saya (bermain) sama Jacksen, kami menjadi tim yang selalu bermain menyerang. Sosoknya sangat tajam didepan gawang lawan saat masih aktif bermain. Sekarang sebagai pelatih, saya lihat Persipura di kendali Coach Jacksen cukup impresif,” aku Uston.

Sementara itu, Bejo mengakui jika Jacksen memiliki semangat Arek Suroboyo. Menurut arsitek kelahiran Sidoarjo itu, mantan pelatih Barito Putera tersebut piawai membangkitkan mental juara tim yang diasuhnya. “Selama bermain, ia memiliki ambisi, dan selalu termotivasi untuk menang,” tegas ayah dari Rachmat Irianto ini.

Di sisi lain, Aji memuji kualitas mantan jebolan klub Botafogo dan Flamengo itu semasa menjadi pemain maupun pelatih. Buktinya selepas membela Persebaya, Jacksen malang melintang membela klub-klub besar di Indonesia.

“Saya sangat tahu sejak dulu semasa bermain kalau Coach Jacksen, pemain yang sangat berkualitas. Sekarang sebagai pelatih, Jacksen punya keseimbangan, antara menyerang dan bertahan,” tutur Aji.

Trio legenda Aji, Bejo, dan Uston sepakat mengesampingkan perasaan pribadi dan memilih fokus ke tim. Mereka siap bersikap profesional menghadapi mantan rekannya. (*)

 

 

Populer

Persebaya Siapkan Skuad Lebih Cepat dan Lebih Baik Songsong Musim 2024/2025
Blunder, Persebaya Tertinggal
Persebaya Kalah Lagi di Kandang
Menang 1-0 Atas Tuan Rumah Bali United, Persebaya U-16 Kokoh di Puncak
Munster: Kalah-Menang Kami Tetap Bersama, Jangan Saling Menyalahkan
Persebaya U-20 Kalahkan Persija, Jejakkan Satu Kaki ke Semifinal