Gelandang Persebaya Fandi Eko Utomo berduel dengan adiknya, Wahyu Subo Seto, yang membela Bhayangkara FC pada pertandingan di Stadion Gelora Bung Tomo malam ini (26/11). Persebaya mencatat kemenangan 1-0 atas Bhayangkara FC. (Persebaya)

Kemenangan atas Bhayangkara FC membuka asa Persebaya melejit ke papan atas klasemen GO-JEK Liga 1 2018. Persebaya berpeluang mengemas poin 53. Syaratnya, dua pertandingan terakhir musim ini dibabat habis.

Persebaya baru saja mengemas empat kemenangan beruntun setelah menghentikan Bhayangkara FC dengan skor tipis 1-0 di Stadion Gelora Bung Tomo malam ini (26/11). Sebelumnya mereka mengandaskan Persija Jakarta dan PSM Makassar dengan skor 3-0. Kemudian mempermalukan tuan rumah Bali United lewat skor 5-2.

Total kini Persebaya mengoleksi 47 poin. Menduduki peringkat keenam klasemen.

Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman menilai peluang tim asuhannya naik ke papan atas sangat terbuka. Dengan menyisakan dua pertandingan, melawat ke markas PSMS Medan dan menjamu PSIS Semarang. “Kalau penampilan kami seperti empat pertandingan terakhir ini, bukan tidak mungkin kami meraih enam poin yang ada,” tegasnya pada sesi jumpa pers setelah pertandingan.

Menurutnya posisi papan atas menjadi target dan ambisi Green Force musim ini. Djanur mengaku Persebaya berpeluang bercokol ditangga kelima. “Mudah-mudahan di papan atas. Barangkali di lima besar,” jelasnya. “Kami mengincar kemenangan saat menantang tuan rumah PSMS Medan. Meski mereka bakal berjuang untuk lepas dari ancaman degradasi,” imbuhnya.

Djanur menegaskan pasti bersikap profesional meski melawan mantan anak asuhnya. Dia bahkan sudah membuktikan saat Persebaya menang 4-1 atas Persib Bandung, 20 Oktober lalu. Ia juga tak mempermasalahkan pendeknya persiapan Persebaya melawat ke Medan. “Saya pasti profesional. Saya sekarang berkostum Persebaya. Meski hanya persiapan sehari, apa boleh buat, kami harus meraih tiga angka disana,” tegas pelatih berusia 53 tahun itu.

Lebih lanjut pelatih asal Majalengka itu membeberkan kunci peningkatan performa Green Force karena adaptasinya berjalan lancar. Dia mengaku diawal-awal proses melatih Persebaya masih mencoba mengenali potensi tim. “Hasil yang kurang bagus diawal kedatangan saya maklumi. Karena saya masih adaptasi, belum mengetahu secara rinci tim ini. Tetapi sekarang saya bisa menyatu dengan pemain,” ungkap Djanur.

Setelah beradaptasi dengan tim, taktik dan strategi Djanur dapat diterima Rendi Irwan dkk. Terutama pola permainan andalannya, bola pendek. “Saya dan para pemain sudah sama-sama saling tahu. Mereka tahu kemauan saya, dan saya tahu kelebihan pemain. Sehingga akhirnya sudah ketemu ritme dan sentuhan yang tidak akan diubah drastis,” jelasnya.

Pada kesempatan itu Djanur mengatakan tiga angka yang diamankan malam ini lantaran para pemainnya mampu meredam agresivitas lini tengah Bhayangkara FC. Alhasil pemain-pemain kreatif tim berjulukan The Guardian itu, yakni Wahyu Subo Seto, Paulo Sergio dan Adam Alis tak berkutik. “Kami sudah prediksi jika Bhayangkara FC bagus di lapangan tengah. Dan mereka lebih siap, makanya kami harus bermain dengan determinasi tingga serta pressing ketat,” tandasnya. (*)

Populer

Dari Gondo Mayit Mengetuk Pintu Langit
Persebaya Siapkan Skuad Lebih Cepat dan Lebih Baik Songsong Musim 2024/2025
Menang 1-0 Atas Tuan Rumah Bali United, Persebaya U-16 Kokoh di Puncak
Persebaya dan Pemkot Berkolaborasi untuk Meriahkan Hari Jadi Kota Surabaya
Persebaya U-16 Percaya Diri Lolos ke Semifinal EPA
Ini Alasan Ofan Pilih Nomor Punggung 27