PENGAKUAN: Perwakilan manajemen Persebaya saat menghadiri kongres PSSI di Bandung. Dari kanan ke kiri, Cholid Goromah, Choesnoel Farid, dan Kardi Suwito.

Undangan buat Persebaya ke Kongres, Status Tetap Peninjau

PERSEBAYA Surabaya sudah menyiapkan delegasi untuk menghadiri kongres tahunan PSSI pada Minggu mendatang (8/1). Tim berjuluk Green Force tersebut mendapat undangan dengan status peninjau. Manajer Persebaya Choesnoel Farid mengatakan, dirinya dan Direktur Utama PT Persebaya Indonesia Cholid Ghoromah akan mewakili Persebaya ke perhelatan di Bandung itu.

"Statusnya memang sama dengan kongres pemilihan lalu, sebagai peninjau. Tapi, itu bukan masalah," kata Farid. Sebab, lanjut Farid, Persebaya memang belum resmi dikembalikan. Karena itu, diharapkan kongres tersebut bisa menjadi momentum yang pas untuk pengakuan kembali kampiun Liga Indonesia dua kali tersebut.

Yang justru mengganjal adalah nama klub yang tertera di dalam undangan. Bukan Persebaya Surabaya, melainkan Persebaya 1927. Nama dengan embel-embel 1927 digunakan Persebaya saat mengikuti ajang IPL (Indonesian Premier League) ketika persepakbolaan Indonesia bergolak lima tahun lalu.

"Sebelum kongres dimulai, kami akan menjelaskan sebenar-benarnya bahwa kami adalah Persebaya Surabaya. Itu (Persebaya 1927) kan dipakai saat dualisme masih alot, sedangkan sekarang sudah klir," lanjut Farid sembari merujuk hak merek Persebaya yang terdaftar di Kemenkum HAM sejak 2015.

Terkait undangan kepada Persebaya, Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono menjelaskan bahwa yang menjadi urgensi saat ini lebih kepada hasil putusan di kongres nantinya. Adapun penamaan Persebaya 1927 di dianggapnya bukan menjadi masalah krusial.

“Jadi, kami berharap setelah kongres nanti, semua bisa bersatu kembali menuju sepak bola Indonesia ke depan," katanya.

Farid mengharapkan pengakuan kembali Persebaya di kompetisi resmi nanti tanpa syarat apa pun. Termasuk pengubahan nama. "Kalau disuruh ganti nama, kami sama saja dengan klub baru. Sedangkan nama Persebaya Surabaya tidak pernah hilang dari keanggotaan PSSI," imbuhnya.

Pada kongres pemilihan pada November tahun lalu, nama Persebaya Surabaya memang tercatat sebagai voter. Tapi, ironisnya, perwakilan Persebaya ketika itu justru diminta meninggalkan ruang kongres. Sedangkan hak suara diberikan kepada orang lain yang tak membawa mandat dari Karanggayam, markas Persebaya.

Selain Persebaya, undangan juga diterima dua klub lain yang statusnya masih dibekukan PSSI. Mereka adalah Persibo Bojonegoro dan Persema Malang. Dua klub tersebut mengaku sudah mendapat undangan via e-mail meski waktunya berbeda. Persibo sejak Senin (2/1), sedangkan Persema sehari berselang. Sama halnya dengan Persebaya, status dua klub itu juga peninjau.

"Kami masih percaya rezim baru PSSI di bawah komando Pak Edy Rahmayadi bisa membuat sepak bola Indonesia lebih baik. Salah satunya dengan mengembalikan hak Persibo main di kompetisi profesional, setidaknya Divisi Utama," ucap CEO Persibo Abdullah Umar. Umar sepakat dengan Farid tentang pengakuan kembali harus tanpa syarat. (io/c10/ttg)

<

Story provided by Jawa Pos

<

BERITA LAINNYA